Title : Beautiful Target
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro, Sandeul) & 2NE1 (Dara, ParkBom)
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note (BACA, PENTING!) :
SESUATU
YANG MUSTAHIL TERJADI DI SINI. Jadi maaf, kalo ff nya nyeleneh dari
karakter asli B1A4 dan 2NE1, soalnya aku bikin cuma buat asik-asikan aja
:D. Aku dapet inspirasi buat nulis dari beberapa ff yang pernah aku
baca, juga dari teman-teman ku yang memiliki tingkat RADA RADA yang
cukup akut xD. Ini fanfic part, yang sekarang mau author post 2 part
dulu, kalo gak ada yang coment, dan malah mendapatkan respon yang jelek
dari readers, author gak bakal lanjutin post :)
Banyak kata-kata
yang sering aku gunakan sehari-hari dimasukkan ke dalam ff ini, jadi
jangan protes kalo ada yang gak asing dikepala kalian :p. Banyak
kekurangan di ff ku ini, harap maklumi aja, ini ff ku yang pertama ^^.
Maaf juga kalo gaje dan kurang menarik.
Langsung saja tanpa banyak basa basi…
PLEASE READ IT, CLICK LIKE IF YOU LIKE, AND COMMENT PLEASE!! NO COPAS!!!
Di
sebuah rumah, di perkomplekan perumahan di daerah Seoul, tinggalah lima
orang manusia berjenis kelamin laki-laki. Mereka tergabung dalam sebuah
geng bernama B1A4. Konon katanya, nama B1A4 berasal dari jenis golongan
darah mereka *kok bisa?*. Ya, satu orang bergolongan darah B dan empat
orang bergolongan darah A. Jadilah B1A4. B1A4 juga bisa diartikan
sebagai Be the One All for One (Menjadi yang Nomor Satu dan Semua untuk
Satu) mungkin artinya seperti itu. MUNGKIN... xD *PROK PROK PROK*
Sebut
saja mereka Jinyoung (Si Rambut Api), Gongchan (Si Rambut Emas), Baro
(Si Gigi Maut), Shinwoo (Si Kacamata Bibi Nur—di daerah author ada
pedagang yang kacamatanya kaya kacamata CNU, namanya Bibi Nur, padahal
gak mirip xD #PLAKK *author di tampar CNU*), dan Sandeul (Hmmm…
kira-kira sebutan buat Sandeul apa ya? Au ah, author bingung :p soalnya
di sini, ceritanya Sandeul yang paling bener :D). Mereka keseluruhannya
berusia 20 tahun *ceritanya doang ya :p*dan sangat beruntung karena bisa
satu kelas di SMA-nya.
“Hyung,” Ucap Gongchan, yang memiliki usia
termuda dari keempat temannya, (berbeda beberapa bulan saja) pada
Jinyoung. Gongchan sedang sibuk bercermin, begitu juga Jinyoung, mereka
sedang siap-siap untuk berangkat sekolah.
“Apa?” Tanya Jinyoung.
“Menurutmu
rambutku bagaimana?” Ucapnya seraya meraba-raba halus rambutnya yang
sangat silau karena warnanya terkena biasan cahaya matahari yang masuk
melalui jendela *sebenernya gak warna emas sih, cuma blonde doang,
kepengen author aja ini mah xD*.
“Jelek.” Ledek Jinyoung. Dia
sebegitu seriusnya memerhatikan rambutnya dengan sangat fokus selebritis
(?) *kok malah ngelancong ke acara gossip di Global Tv? Wah, authornya
tukang gossip nih -,- FOKUS doang maksudnya ya, bukan FOKUS SELEBRITIS*.
Rambut
Jinyoung tak kalah bagus dari Gongchan, dan yang terpenting tak kalah
silau dari rambut emas milik si maknae, dan yang lebih terpenting lagi
lebih panas daripada matahari (?).
“Ish, bilang saja kau iri
dengan rambut mahalku ini.” Gongchan membela dirinya sendiri. “Hyung dan
yang lainnya takkan bisa hidup tanpa aku, karena aku lah yang
menghidupi kalian. Aku selalu menjual rambutku ke salon kalau sudah
waktunya untuk di potong. Dan mereka membayarku dengan sangat mahal,
karena telah membeli rambut emasku :’)” *Aih,, so sweet ;)*
“Ya, ya, ya. Terserah kau saja, lah.” Jinyoung tak mau meladeni ucapan Gongchan yang terkesan aneh di pendengarannya.
Jinyoung
dan Gongchan kebagian satu kamar. Dan entah mengapa, mungkin karena
sudah jodoh (?) mereka berdua memiliki kebiasaan yang sama, yaitu
bercermin, dan sering membangga-banggakan rambut mereka.
GEBRAGG!! *ceritanya ini efek pintu yang dibuka dengan keras*
Dari luar kamar Jinyoung dan Gongchan, Shinwoo tampak kesal melihat kedua temannya masih asyik saja memainkan rambutnya.
“Sampai kapan kalian akan seperti itu???” Tanyanya sambil memasang evil face. *kaya apa ya kalo CNU lagi marah?*
“Sampai kami merasa puas.” Ucap Jinyoung dan Gonchan secara bersamaan.
Kenapa
bisa bersamaan? Karena setiap hari sebelum berangkat sekolah pasti
Shinwoo menggebrak pintu kamar mereka berdua, dan mereka sudah sepakat
dari jauh-jauh hari untuk menjawab pertanyaan amarahnya Shinwoo dengan
jawaban yang sama dan dikatakan secara berbarengan. *GAK PENTING!!!!*
Tampaknya Shinwoo sudah mulai emosi tingkat dewa. Mukanya sudah memerah, dan sebentar lagi matang. *tomat kalee*
Kalau sudah seperti itu, Gongchan dan Jinyoung baru akan takut pada Shinwoo dan segera keluar dari kamar.
Semua
sudah siap! Baro dan Sandeul juga sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Baro seperti biasa, sebelum berangkat, memakai topi kesayangannya dulu,
karena menurutnya dia kurang PD kalau tidak memakai topi. Juga dia
memeriksa kedua gigi tengahnya, memastikan masih ada (?).
Keempat
sahabat itu berdiri di halaman rumah, menunggu Shinwoo dari dalam garasi
untuk mengambil sesuatu yang setiap hari mereka gunakan sebagai alat
transportasi, transportasi paling unik di dunia yang tidak memakai bahan
bakar, sehingga telah di catat oleh tim Guinness Book of World Records
(?) *bener gak tuh cara nulisnya gitu? Maaf kalo salah, author cuma
seingetnya aja xD*.
TADAA!!!
Shinwoo membawa sapu lidi.
Eits… jangan meremehkan! Ini bukanlah sapu lidi biasa. Sapu ini bisa
terbang (kaya di film Helikopter, eh Harry Potter maksudnya) dan
memiliki panjang lebih dari dua meter sehingga muat untuk lima orang
menaikinya.
“Baiklah sekarang berangkat!” Shinwoo mengucapkannya
dengan penuh semangat, karena dengan ini, dia bisa memperlihatkan
keahliannya mengendarai sapu terbang, yang di dunia muggle (dunia
manusia biasa) hanya ada satu-satunya, kecuali di dunia sihir. *Maklum,
author Harry Potter lovers xD*. Tak ada satu pun diantara kelima namja
itu bisa mengendarai sapu terbang, kecuali Shinwoo. Only One… :’)
*tiba-tiba lagu Only One diputerin*
Shinwoo sebagai supir, menaiki
sapu terbangnya dibagian paling depan, dibelakangnya duduklah Sandeul,
kemudian di belakangnya disusul Jinyoung, Baro, dan Gongchan paling
belakang. Setiap hari, formasinya selalu seperti itu.
Dan mereka pun terbang, menikmati hembusan angin, dan udara sejuk pagi hari, di musim semi… #aseek
Di
tengah perajalan, Shinwoo bisa melihat dengan jelas dua orang yeoja
cantik sedang berjalan tergesa-gesa dengan banyak buku yang dipeluknya.
Meski sedang diatas awan, namun Shinwoo bisa melihat jelas kedua yeoja
itu. Maklum, karena kacamatanya adalah kaca mata ajaib, yang bisa di
zoom zoom my heart like a rocket… *eh, maaf malah nyanyi lagu Beautiful
Target xD* sehingga memudahkan dia untuk melihat sesuatu yang cukup jauh
dari tempatnya berada.
Shinwoo melihat salah satu dari mereka
tersandung batu dan terjatuh. Buku-bukunya berjatuhan. Shinwoo tak bisa
tinggal diam, dia mendarat, mendekati kedua yeoja itu.
“Apa yang kau lakukan hyung?” Tanya Sandeul ketika Shinwoo berusaha untuk mendarat.
“Ada yang perlu bantuan kita.”
“Kita??
Lo aja kaleee, gue enggak :p” Ledek Jinyoung, namun tak ditanggapi oleh
Shinwoo karena saking seriusnya. *kasian Jinyoung*
Akhirnya
mereka pun mendarat. Shinwoo dan yang lainnya segera turun dari sapu
terbangnya, dan langsunglah Shinwoo beraksi, membantu merapihkan
buku-buku yang terjauh kemudian memberikan pada salah satu yeoja yang
memiliki baby face.
“Terimakasih sudah membantu.” Ucap yeoja itu sambil menunjukkan senyuman terbaiknya pada Shinwoo.
Aih, yeoja itu benar-benar telah membuat hati Shinwoo berdegup dengan kencang, begitu juga keempat orang lainny dari geng B1A4.
Tak
mau kalah, yeoja yang satunya menggibaskan rambutnya yang panjang dan
berkilau kaya rambut model iklan Pantene. Pandangan geng B1A4
teralihkan, yang awalnya memandang yeoja baby face, kini memandang yeoja
beauty face.
Kedua yeoja itu saling memandang dan tersenyum puas, kemudian kembali berjalan, berlalu dari Shinwoo dan teman-temannya.
“Ya! Siapa nama kalian?” Teriak Shinwoo.
“Dara.” Jawab si beauty face.
“Park Bom.” Jawab si baby face.
Kelima
sahabat itu masih dibuat membeku oleh kecantikan dan keimutan wajah
kedua yeoja yang baru saja mereka kenal. Sampai akhirnya, mereka
tersadar kembali, setelah Dara dan Park Bom tidak terlihat lagi karena
harus berbelok.
“Apa yang kita lakukan di sini?” Sandeul menyadari
mereka sedari tadi hanya terdiam memandangi Dara dan Park Bom. “Ayo
kita berangkat sekolah, sebelum terlambat dan kena hukum.” *Sandeul
bener-bener anak yang baik ya :D*
“Iya, hyung, ayo kita berangkat.” Sambung Gongchan. “Kau mau kita kena hukum lagi?”
Namun
sepertinya Shinwoo tak peduli dengan ucapan kedua temannya. Dia malah
berlari, meninggalkan gengnya dan menghampiri Dara dan Park Bom.
Shinwoo
berlari secepat mungkin dan memberhentikan Dara dan Park Bom yang
sedang berjalan dengan cara berdiri di hadapan mereka berdua.
“Hey, kalau boleh tahu, kalian siswi SMA mana?” Tanya Shinwoo mulai untuk pedekate.
“Tidak, kami mahasiswi.” Jawab Dara.
‘Mwo?
Mahasiswi?’ CNU terkaget-kaget dalam hatinya mengetahui mereka sudah
menjadi seorang mahasiswi, dan lebih pantas disebut sebagai senior.
*jadi inget sama supersenior, boybandnya si sule—maaf gak penting*
“Memangnya kenapa?” Tanya Park Bom.
“Em.. tidak. Aku hanya… em… di mana kalian berkuliah?”
“21st New Evolution University.” Jawab Park Bom semangat.
“Oh,
ya aku tahu universitas itu. Ya sudah. Annyeong…” Ucap Shinwoo sambil
berlari, kemudian melambaikan tangan pada Dara dan Park Bom dan kembali
ke teman-temannya.
Dara dan Park Bom hanya memandang aneh pada Shinwoo, kemudian kembali berjalan.
“Apa yang sudah kau lakukan?” Kesal Sandeul karena harus menunggu lama hyungnya pergi entah kemana.
Semua
kesal karena sang supir tiba-tiba saja pergi dengan tidak jelas.
Sedangkan Jinyoung, dia tidak peduli ke mana perginya Shinwoo karena dia
sedang sangat sibuknya berperang dengan matahari, dia tak mau rambut
apinya kalah panas oleh matahari yang hari ini sinarnya cukup menyengat
(?).
“Maaf, tadi aku ada keperluan.” Ucap Shinwoo meminta maaf, kemudian kembali menaiki sapu terbangnya.
Sandeul terlihat masih sangat kesal. “Bilang saja kau telah menemui dua yeoja itu, iyakan?”
“Hehe.”
Shinwoo terkekeh sambil menggaruk-garuk pagar tembok disampingnya.
“Sudah, sudah, ayo kita naik, teruskan perjalan kita.”
Semua
kembali menaiki sapu terbang. Jinyoung, terpaksa dia memberhentikan
peperangannya karena harus kembali berangkat ke sekolah. Sedangkan Baro,
memegang topinya terus supaya ketika terbang, topinya tidak ikutan
terbang.
“Hyung, jangan terlalu tinggi terbangnya. Aku tak ingin terlalu dekat dengan matahari.” Jinyoung terlihat sangat khawatir.
“Iya, iya. Aku sudah tahu apa yang kau inginkan.”
“Apa?”
“Rambutmu itu tetap yang paling panas. Iya kan?”
“Kok tahu?”
“Tentu. Aku kan selalu mengetahui semua isi hatimu.” Shinwoo mulai menggombal.
“Gombalan
yang sangat tidak berkelas.” Mendengar ucapan Shinwoo yang sangat
menjengkelkan, Jinyoung langsung mengeluarkan jurusnya. Dia menahan
nafas dalam-dalam, kedua matanya melotot, dan dia mulai mengeluarkan
tenaga endogennya (?). Bisa dilihat rambutnya mulai mengeluarkan
percikan api, beterbangan membentuk ribuan kembang api.
*Author nyanyi lagu Katy Perry yang judulnya Firework ceritanya*
Cause baby you’re firework
Come on show ‘em what your worth
Make ‘em go, oh, oh, oh!
As you shoot across the sky…
*Gimana? Suara author bagus kan? Hehe xD mana bisa tahu orang gak ada suaranya -__-*
*To be continued… (Part II)*
Title : Beautiful Target (Part II)
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro, Sandeul) & 2NE1 (Dara, Park Bom)
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note
: Masih sama seperti yang sebelumnya, SESUATU YANG MUSTAHIL TERJADI DI
SINI. Jadi, bagi yang gak suka sama ff ku yang Part I, yang ini gak
usah di baca. Langsung aja…
CLICK LIKE IF YOU LIKE, COMMENT PLEASE! NO COPAS!! SEKALI LAGI, BAGI YANG GAK SUKA SAMA FF PART I KU, YANG INI GAK USAH DIBACA!
“Mwo? Kenapa murah sekali, noona?” Ucap Gongchan pada salah satu pegawai salon yang sudah cukup kenal dekat dengannya.
“Ya, memang kenyataannya seperti itu, Channie. Sudahlah, kau terima saja.” Jawabnya.
“Tapi
apakah tidak terlalu murah?” Gongchan masih belum percaya, sebab rambut
yang baru saja dia potong di salon favoritnya di jual dengan harga
lebih murah dari biasanya (?).
“Sekarang kan harga rambut emas sedang menurun. Kau lihat saja di berita.”
“Tapi setahuku tidak.”
“Karena kau tidak suka melihat berita.”
Gongchan
terdiam, menyadari kalau memang dia tidak suka menonton acara berita,
jadi dia tidak tahu perkembangan harga rambut emasnya.
“Aku tak
bisa memberimu lebih. Ini, terimalah.” Ucap si pegawai salon sambil
memberikan gongchan beberapa lembar uang yang cukup tebal.
“Naikan
sedikit harganya, noona.” Pinta Gongchan sambil memasang puppy eyes.
“Biasanya kan aku menjualmu dengan harga 10 juta per 1 kilo.” *Buset
rambut satu kilo?? O.o”
“Iya, kan sudah ku bilang, harganya turun
50%. Jadi, terimalah, walau hanya mendapatkan lima juta. Lagipula dengan
uang lima juta, kau bisa menggunakannya untuk berbulan-bulan bersama
temanmu. Kau kan masih pada ingusan, jadi belum terlalu membutuhkan
uang.”
Jurus puppy eyes Gongchan tidak berhasil merasuki jiwa si
pegawai salon. *kesurupan kale, pake merasuki jiwa segala :p* mau tak
mau, Gongchan membawa uang hanya setengahnya dari yang dia harapkan.
*Ternyata ucapan Gongchan tentang rambut emasnya beberapa waktu yang lalu pada Jinyoung benar-benar nyata xD, wkwk #koplak*
***
Sudah
tiga hari ini, Shinwoo banyak melamun memikirkan Dara dan Park Bom.
Meski tidak pernah bertemu lagi, namun dalam hatinya, setiap hari mereka
bertemu :’).
“Hyung, kau ini kenapa sebenarnya?” Tanya Sandeul pada Shinwoo ketika mereka berkumpul di ruang tv.
Shinwoo
tidak menjawabnya, yang berbicara malahan Baro. “Oh, iya. Ada sesuatu
yang hampir aku lupakan.” Baro bergegas berlari, keluar rumah.
“Apa yang kau lupakan?” Teriak Sandeul, namun lagi-lagi, pertanyaan Sandeul tak dijawab.
‘Benar-benar hari yang menyebalkan!’ Ucap Sandeul dalam hatinya. Dia berdiri dari duduknya, kemudian pergi menuju kamarnya.
“Hyung,
kau telah membuat Sandeul marah.” Ucap Gongchan yang sedang sangat
seriusnya menonton tv acara kesukaannya, yaitu Tutur Tinular. Begitupun
Jinyoung, dia sangat menyukai sinetron itu, karena menurutnya itu adalah
SINETRON PALING KEREN DI DUNIA #hueekkk :p
Akhirnya Shinwoo tersadar dari lamunannya. “Apa? Memangnya kenapa Sandeul?”
“Dia
bertanya padamu, namun tak kau jawab. Lalu, dia bertanya pada Baro,
juga tak di jawab. Jadi dia pergi ke kamarnya dengan raut wajah penuh
emosi.” Jinyoung yang menjawab, bukan Gongchan. Gongchan tak mau
kehilangan momen-momen berharganya menonton Tutur Tinular.
“Benarkah?” Shinwoo masih dibuat bingung. Lalu dia melihat-melihat di sekitarnya. “Terus Baro ke mana?”
“Entahlah,
dia pergi ke luar rumah. Memang dia seperti itu, setiap hari tiba-tiba
saja pergi dengan gajenya, yang entah ke mana dia pergi.”
“Biarlah, itu urusan dia. Mungkin dia sedang mencari giginya yang terjatuh.” Gongchan berpendapat.
“Kau
tak mau meminta maaf pada Sandeul?” Tanya Jinyoung, sedang Shinwoo
merasa dirinya tidak bersalah. Dia tetap diam saja di ruang tv, tak mau
menemui Sandeul, dan malah ikut-ikutan serius nonton Tutur Tinular.
***
Seperti
biasanya, mereka berangkat sekolah. Namun untuk hari ini, Sandeul tak
mau duduk di belakang Shinwoo ketika akan menaiki sapu terbang. Sandeul
memilih untuk duduk paling belakang. Mengingat kejadian kemarin, Sandeul
masih kesal pada Shinwoo, juga Baro. Mungkin dia sedang datang
matahari, jadi mudah sekali marah (?).
Sandeul memilih untuk duduk dibelakang Gongchan.
“Kau kenapa, hyung? Kenapa dudukmu jadi di paling belakang?” Tanya Gongchan.
“Tidak. Aku hanya sedang ingin dibelakang saja.”
“Kau masih marah, ya, sama Shinwoo hyung dan Baro hyung?”
“Entahlah.”
Shinwoo
berdehem, yang kemudian mengakhiri pembicaraan antara Sandeul dan
Gongchan. Seperti tak punya salah, Shinwoo dan Baro tetap saja bersikap
santai.
***
Waktunya istirahat!
Geng
B1A4 setiap hari menghabiskan jam istirahatnya di taman sekolah. Mereka
biasanya hanya duduk-duduk malas di bangku taman sambil menikmati udara
segar, dan cemilan di tangan mereka.
Shinwoo dan Baro sudah
meminta maaf pada Sandeul, dan betapa senangnya Sandeul mendengar ucapan
maaf dari mereka berdua, dan saat itu, Sandeul tak marah lagi. *HOREEE*
“Hyung,
aku bosan melihatmu terus seperti itu.” Protes Jinyoung pada Shinwoo
yang sekarang pun, masih saja melamun. “Apa sih, yang sebenarnya kau
pikirkan?”
Shinwoo mengangguk-angguk gaje. “Bagaimana kalau kita membuat sebuah permainan?”
“Permainan?
Permainan apa?” Ucap Jinyoung, Gongchan, dan Sandeul secara bersamaan
dengan tempo pengucapan yang lemot, seperti disengaja untuk berbicara
bersamaan. Baro tidak ikutan bicara, dia sedang sibuk mengelus lembut
giginya (?).
“Ya, permainan. Aku sebut permainan itu dengan nama.. er... Beautiful Target.”
“Beautiful Target?” Kembali Jinyoung, Gongchan, dan Sandeul mengucapkannya dengan bersamaan dan nada yang lemot.
“Kita dekati dua yeoja yang beberapa hari yang lalu kita temui di jalanan. Dara dan Park Bom.”
“Dekati
Dara dan Park Bom?” Dengan tidak merasa bosan, Jinyoung, Gongchan, dan
Sandeul bertanya secara bersamaan. Bahkan sekarang mereka mengucapkannya
dengan tanpa nada pembicaraan, dan dengan tanpa ekspresi, seperti orang
yang tidak bisa berakting. *Bayangkan*
PLAKKKK!!!! PLAKKKK!!!! PLAKKKK!!!!
Tiga
kali tamparan mendarat dengan mulus di tiga pipi orang berbeda. Shinwoo
berhasil membuat Jinyoung, Gongchan dan Sandeul tersakit-sakit karena
tamparannya yang cukup keras. Sedang Baro, hanya tertawa dan mengejek
mereka bertiga.
“Hahaha, makanya jangan sok kompak! Selamat menikmati, wkwk xD”
PLAKKKK!!!!
Baro-pun
mendapatkan tamparan keras dari Shinwoo. Ketiga yang lainnya
mentertawakan baro. “Makanya, jangan meledek.” Ucap mereka dengan masih
kompak.
Shinwoo memandang geram ke arah Jinyong, Gongchan, dan
Sandeul. Mereka bertiga memilih untuk menunduk dan diam, tidak mau
mendapatkan hadiah dari Shinwoo lagi.
“Kita teruskan saja nanti pembicaraan kita. Hahahaha…” Ucap Shinwoo dengan evil laugh-nya, dan berlalu dari keempat kawannya.
Sangat tidak jelas, yang awalnya marah, kenapa tiba-tiba tertawa?
Di dalam kelas…
“Nah
anak-anak,” Ucap sang guru, kemudian kembali berbicara. “Mulai besok,
selama satu minggu, kalian libur. Karena kami, selaku guru-guru di
sekolah ini, akan pergi ke planet Mars, mencari tahu perkembangan di
sana, dan akan melakukan penelitian, apakah memang benar di Planet Mars
itu ada kehidupan. ”
“HOREEE!!” Teriak semua murid dalam satu kelas, termasuk geng B1A4.
*Ini
guru apa astonot? Kok pada ke planet Mars? Biarin deh gaje juga,
abisnya author pusing mau bikin alesan apaan, buat sekolahnya diliburin
xD*
***
“Bagaimana? Kalian setuju tidak?”
Tanya Shinwoo pada keempat sahabatnya, saat mereka sedang bersantai di
rumah mereka seusai pulang sekolah.
“Tapi apakah tidak terlalu lama, kita melakukannya selama tiga hari?” Sandeul balik bertanya.
“Harusnya
kau jawab dengan jawaban, ‘apakah tidak terlalu sebentar kita
melakukannya selama tiga hari?’” Protes Baro, yang berhasil membuat
Sandeul cemberut.
“Hmmm…” Shinwoo mencoba untuk berpikir beberapa saat. “Benar juga dengan apa yang dikatakan oleh Sandeul.”
Sandeul tersenyum bahagia, kemudian menjulurkan lidahnya pada Baro seperti ular cobra (?).
Kembali
Shinwoo meneruskan ucapannya. “Mungkin satu hari lebih menarik. Ya…
sepertinya itu sangat menarik. Ya! Satu hari saja. Kita harus bisa
membuat mereka salah tingkah karena kita. Mereka terlihat cukup jual
mahal, jadi sangat menarik jika mereka tiba-tiba saja sangat menyukai
salah satu dari kita hanya dalam satu kali kencan. Yang menang harus
ditraktir tiket SS4 sama yang kalah. Bagaimana?” *Ternyata CNU seorang
elf juga xD*
“Aku ingin mendekati Dara!” Ucap Baro dengan semangat 45 melawan penjajah.
“Ya! Dia milikku!” Bentak Jinyoung sambil mendaratkan jitakan di kepala Baro.
Sandeul
bertindak sebagai penengah! “Jangan berebut! Bagaimana kalau kita
mengadakan pemilu saja?” *pemilu? kaya mau milih presiden aja -,-*
Shinwoo
menepuk tangan satu kali. “Benar juga! Baiklah, Gongchan, ambilkan
selembar kertas dan pulpen milikmu!” *Gak modal beud :p*
Gongchan
segera berlari menuju kamarnya, dan tak lama kemudian dia membawa
selembar kertas dan satu pulpen. Shinwoo menulis nama Dara sebanyak 3
kali, kemudian menyobeknya menjadi tiga sobekan, begitu juga untuk
penulisan nama Park Bom.
Setelah selesai menulis dan menyobeknya, kemudian Shinwoo menggulung 6 sobekkan kertas kecil itu, dan mengocoknya.
“Baiklah, Jinyoung, kau yang pertama.”
Jinyoung mengambil satu gulungan kertas, kemudian di buka, yang keluar adalah nama DARA.
“Hahahahah…
aku mendapatkan Dara. Hahahah…” Jinyoung tertawa puas sampai tak
henti-hentinya dia tertawa, membuat yang lainnya dibuat aneh.
Akhirnya Jinyoung berhenti tertawa, setelah menyadari, keempat temannya memandang heran padanya.
“Baro, giliranmu.” Ucap Shinwoo, dan Baro pun mengambil satu kertas.
Yang
dia dapatkan adalah kertas bertuliskan PARK BOM. Baro mengeluarkan evil
smirk-nya. “Walaupun aku tak mendapatkan Dara, tapi aku yakin, Park Bom
bisa jatuh hati padaku.”
Giliran Gongchan, dia mendapatkan nama PARK BOM juga. “Yes, yes, yes!!”
Dan
sekarang giliran Sandeul. Kertas yang dia ambil bertuliskan nama DARA.
Sandeul tak terlihat bahagia, dia biasa saja ketika melihat nama DARA.
Bukan tidak suka padanya, tapi sejujurnya dia tidak begitu bersemangat
mengikuti ide Shinwoo yang aneh ini. Menurutnya, ini adalah hal yang
sangat tidak penting. *menurutku juga gitu sih sebenernya :p*
“Baiklah,
semuanya sudah selesai.” Shinwoo tersenyum puas. “Kalian sudah tahu
sendiri, kalau mereka sudah menjadi mahasiswi, dan berusia lebih tua
dari kita. Dan kalian tahu sendiri, aku membuat permainan ini, karena
aku ingin merasakan, bagaimana mendekati seorang noona. Jadi, jangan ada
yang cerewet diantara kalian. Lakukan saja apa yang harus dilakukan.
Jinyoung, kau yang pertama melakukan misi, Baro kedua, Gongchan ketiga,
keempat Sandeul, dan yang terakhir aku.”
“Tunggu, hyung, kenapa kau tak memilih?” Tanya Gongchan dengan herannya.
“Sisa
kertas adalah dua. Dan dalam dua kertas itu, masing-masing berisikan
nama yang berbeda. Kalian tahu apa artinya ini? Aku akan mendekati
keduanya. Hahahaha….” Kembali Shinwoo mengeluarkan evil laughnya, dan
meninggalkan Jinyoung, Gongchan, Baro, dan Sandeul yang dibuat bengong
olehnya, berjalan menuju kamarnya.
“Hahahahah…” Walaupun sudah berada dikamarnya, Shinwoo tetap mengeluarkan evil laughnya, bahkan lebih keras lagi.
“Sungguh licik. Dasar playboy cap kacamata.” Lirih Jinyoung.
*To be continued… (Part III)*
Title : Beautiful Target (Part III)
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro,
Sandeul) & 2NE1 (Dara, Park Bom)
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note : Tetep, SESUATU YANG MUSTAHIL TERJADI DI SINI ^^
CLICK LIKE, IF YOU LIKE, AND COMMENT PLEASE! NO COPAS!!
Baru saja Shinwoo menaiki pohon kepala *eh kelapa* untuk
mengambil buah kelapa yang sudah tua. Rencanya dia akan akan membuat opor ayam
yang nantinya kelapa ini akan dijadikannya sebagai santan. *asyik, mau lebaran
:D eh enggak jadi deh :p*.
“Apa yang harus aku lakukan dengan kelapa yang masih utuh
ini?” Shinwoo kelihatan bingung, dia tidak tahu bagaimana cara mengupas kelapa
yang masih terbungkus rapi dengan cangkangnya yang kecoklatan.
Tiba-tiba ada lampu pijar menyala di atas kepala
Shinwoo. “Aha, aku tahu!”
Dia berlari, masuk ke dalam rumah sambil memegang kelapa yang
baru saja dia ambil langsung dari pohonnya, dan membuka kamar Baro.
Baro terlihat sedang main game di PSPnya.
“Ayo, sedikit lagi… ah! Lagi-lagi kalah!” Kesal Baro yang
sudah lebih dari 500 kali kalah dalam permainannya (?).
“Saeng, bisakah kau membantuku?” Tanya Shinwoo, kemudian
duduk di samping Baro.
“Apa?”
Shinwoo menyodorkan kelapanya ke Baro. “Tolong bukakan ini.
Hari ini aku akan memasak opor ayam untuk kalian semua.”
Dengan senang hati, Baro mengambil kelapa yang dipegang oleh
Shinwoo, dan mulai menunjukkan gigi-giginya yang terlihat tajam dan mengkilat.
Langsung Baro menggigit cangkangnya, dan mengkupasnya. Berkali-kali
dia lakukan, hingga kelapanya benar-benar sudah terpisah dengan cangkangnya.
*ahli banget ye Baro :p*
Baro kembali memberikan kelapa itu ke hyungnya. “Ini.”
“Gomawo.” Dan Shinwoo pun ke luar dari kamar.
“Ne, cheonma.”
***
“Hyung, tidakkah kita terlalu cepat jika kita melakukan
permainan itu besok?” Tanya Sandeul ketika mereka berkumpul untuk rapat
paripurna (?).
“Iya, hyung.” Sambung Gongchan. “Kita kan belum tahu, apakah
mereka sudah punya kekasih atau tidak. Atau bahkan mereka sudah menikah? Kita
tidak mengetahuinya, kan?”
Sandeul mengangguk, tanda setuju.
“Hmmm… bagaimana ya?” Shinwoo bertanya pada dirinya sendiri.
“Baro, Jinyoung, menurutmu bagaimana?”
“Terserah saja. Tapi menurutku ucapan Sandeul dan Gongchan
ada benarnya juga.” Jinyoung berpendapat, sedang Baro masih saja bermain PSP.
Shinwoo berpikir sambil menggigit jari telunjuknya. “Ya
sudah, kita lakukan saja nanti. Untuk sekarang, kita cari tahu tentang mereka
dulu.”
“Oh, iya. Hampir saja aku lupa.” Ucap Baro yang omongannya
tidak nyambung dengan yang lainnya. Dia menaruh PSP-nya, dan pergi ke luar
rumah sambil berlari.
“Dia kenapa sih? Setiap hari selalu saja tiba-tiba pergi.”
Heran Sandeul.
***
Geng B1A4 sudah sepakat, untuk memata-matai Dara dan Park Bom
terlebih dahulu. Dan hari pertama yang bertugas adalah Jinyoung.
Jinyoung pergi ke universitas di mana tempatnya Dara dan Park
Bom berkuliah. Jinyoung bersembunyi di balik tembok.
Tiba saatnya Dara dan Park Bom pulang. Dengan sangat
hati-hati agar tidak ketahuan oleh dua yeoja itu, dia melihat Dara dan Park Bom
masuk ke dalam mobil mewah berwarna hitam.
Jinyoung mengangguk *gak tahu itu ngangguk-ngangguk kenapa*
kemudian mencatat plat nomor mobilnya.
***
Jinyoung memamerkan kertas yang bertuliskan plat nomor mobil
yang ditumpangi oleh Dara dan Park Bom pada Shinwoo.
“Benar kau yakin mereka menaiki mobil yang mempunyai plat
nomor seperti ini?” Tanya Shinwoo dengan nada bicara yang sangat serius.
Tatapannya juga sangat serius memandang Jinyoung.
“Tentu. Mereka keluar dari gerbang, dan langsung menaiki
mobil itu.”
Shinwoo mengangguk-angguk pelan. *yang ini juga author gak
tahu kenapa CNU tiba-tiba ngangguk-ngangguk*
“Besok siapa yang akan bertugas?” Tanya Jinyoung.
“Biar aku saja.” Jawab Shinwoo, kemudian tiba-tiba tertawa gaje.
“Hahahah.” Shinwoo pergi meninggalkan Jinyoung.
“Ada apa dengan dia?”
“Hahahah… hahahahah… hahahahah….” Shinwoo semakin
menjadi-jadi dan semakin keras mengeluarkan tawanya. *maaf, CNU rada-rada xD*
***
Seperti yang dilakukan kemarin oleh Jinyoung, Shinwoo
memata-matai Dara dan Park Bom. Dia melihat, Dara dan Park Bom keluar dari
gerbang universitasnya, dan memasuki sebuah mobil yang plat nomornya sama
dengan yang dituliskan Jinyoung kemarin.
“Wow, bagus sekali mobilnya. Pasti mereka orang kaya.” Batin
Shinwoo.
Shinwoo, yang sudah siap dengan sapu terbangnya, mulai
mengikuti ke mana arah perginya mobil yang ditumpangi oleh dua yeoja itu.
Tetapi ditengah perjalanan, Shinwoo kehilangan kendali. Dia tak bisa
meng-kontrol sapu terbangnya, karena sedang ada angin besar.
“TIDAAAAKKKKK!!!!”
Shinwoo terjatuh dari sapu terbangnya. Untung ada yang sedang
menjemur kasur di luar rumahnya (?), Shinwoo mendarat dengan sangat baik. Dia
terjatuh diatas kasur, dan tidak terluka sedikitpun.
“Untung aku tidak apa-apa.” Shinwoo menarik nafas dalam-dalam
dan membuangnya, lega. Tapi ada yang membuatnya khawatir. “Sapu terbangku
mana?”
Shinwoo melihat kearah langit, dan jatuhlah sapu terbang itu
ke tanah. Shinwoo berlari, mendekati sapu terbangnya, dan…
“Apa???” *kamera di zoom sampe keliatan mata CNU doang,
sambil ada efek petir dan dag dig dug suara jantung CNU*
***
Shinwoo pulang larut malam dengat sangat sedih. Dia memegang
sapu terbangnya yang patah terpotong menjadi dua bagian.
TOK! TOK! TOK! *ceritanya CNU mengetuk pintu*
Berkali-kali Shinwoo mengetuk pintu, dan akhirnya dibukalah
pintu oleh Baro, dan dia terlihat sangat kaget dengan apa yang dibawa oleh
Shinwoo.
“Hyung… ada apa dengan… sapu terbangmu?”
“Aku terjatuh ketika aku mencoba untuk mengikuti mobil yang
ditumpangi oleh Dara dan Park Bom. Dan aku kehilangan arah ke mana mereka
pergi.”
Baro merasa tidak tega melihat hyungnya memegang benda
kesayangannya yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
“Ikut aku.” Baro menarik tangan Shinwoo.
“Ke mana?” Tanya Shinwoo heran, kemudian menaruh sapu
terbangnya, dan dia dibawa pergi oleh Baro ke luar rumah.
***
Setelah berjalan cukup jauh, mungkin menghabiskan waktu
berjam-jam hingga hari semakin malam saja, sampailah mereka di tengah-tengah
hutan belantara.
“Mau apa kau ajak aku ke hutan seperti ini?” Shinwoo sangat
heran dengan Baro.
“Sudahlah, ikuti saja aku. Sebentar lagi sampai. Ada sesuatu
yang ingin aku tunjukkan padamu.”
“Memangnya apa?”
“Biar ku tutup matamu.” Kemudian Baro menutup mata Shinwoo
dengan kedua tangannya dan menuntun Shinwoo berjalan dengan perlahan. *so sweet
banget nih :’)*
“Sudah sampai.” Baro melepaskan tangannya dari mata Shinwoo.
Shinwoo kaget setengah hidup melihat sesuatu yang benar-benar
tak dapat dipercaya olehnya. Seekor hewan, hewan yang sangat besar, dan
memiliki sayap.
“Apa itu…”
“Tomcat .” Baro memotong ucapan Shinwoo. *kalian tau
tomcat kaya apa kan? Wkwkwk xD*
“Kenapa… sebesar… itu?”
“Aku menemukannya di hutan ini, dan aku merawatnya. Itulah
alasanku juga, kenapa aku suka tiba-tiba pergi.”
“Jadi kau... memelihara tomcat raksasa?”
“Tentu.”
Baro dan Shinwoo mencoba untuk mendekati tomcat itu beberapa
langkah. Terlihat, kalau si tomcat sedang tertidur pulas. Besar sekali, dua
kali lebih besar dari tubuh Shinwoo.
Shinwoo tak berhenti memandangnya karena belum sepenuhnya
percaya. “Kau beri makan dia apa?”
“Bunga melati dua kilo setiap hari.”
“Apa? Bunga melati? Kaya Suzanna aja.” (-__-‘’)
“Ssst… Suzanna sudah meninggal. Mungkin ini titisannya (?)”
“Titisannya seekor tomcat?”
“Daripada si Jupe? Mending tomcat aja deh :p”
Baro terlihat kesal ketika menyebutkan nama Jupe. Sebab, Jupe
sudah berusaha untuk menjadi titisannya Suzanna. Baro tak ingin ada seorangpun
yang menjadi titisan Suzanna. Baro ngefans berat dengan Suzanna, dan dia berpikir,
tidak akan ada Suzanna kedua :’) kecuali tomcat, baru boleh xD #plak *author di
tampar Suzanna*
“Kau bisa gunakan tomcat ini untuk kendaraanmu, hyung.” Baro
kembali berucap. “Ini terbang lebih cepat dari sapu terbangmu. Lagipula, sapu
terbangmu sudah rusak. Jadi tak bisa kau gunakan lagi. Lebih baik kau gunakan
ini untuk kendaraan kami.”
“Benarkah kau akan memberikannya padaku?”
“Kenapa tidak?”
“Oh, terimakasih. Kau memang baik.” Shinwoo memeluk erat
Baro, kemudian mencium pipi Baro, sama persis seperti yang dia lakukan ketika
mencium pipi Jinyoung dengan sangat nafsunya di ulang tahun Jinyoung yang ke 20
xD.
*To be continued… (Part IV)*
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro,
Sandeul) & 2NE1 (Dara, Park Bom)
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note : Tetep, SESUATU YANG MUSTAHIL TERJADI DI SINI ^^
CLICK LIKE, IF YOU LIKE, AND COMMENT PLEASE! NO COPAS!!
Baru saja Shinwoo menaiki pohon kepala *eh kelapa* untuk
mengambil buah kelapa yang sudah tua. Rencanya dia akan akan membuat opor ayam
yang nantinya kelapa ini akan dijadikannya sebagai santan. *asyik, mau lebaran
:D eh enggak jadi deh :p*.
“Apa yang harus aku lakukan dengan kelapa yang masih utuh
ini?” Shinwoo kelihatan bingung, dia tidak tahu bagaimana cara mengupas kelapa
yang masih terbungkus rapi dengan cangkangnya yang kecoklatan.
Tiba-tiba ada lampu pijar menyala di atas kepala
Shinwoo. “Aha, aku tahu!”
Dia berlari, masuk ke dalam rumah sambil memegang kelapa yang
baru saja dia ambil langsung dari pohonnya, dan membuka kamar Baro.
Baro terlihat sedang main game di PSPnya.
“Ayo, sedikit lagi… ah! Lagi-lagi kalah!” Kesal Baro yang
sudah lebih dari 500 kali kalah dalam permainannya (?).
“Saeng, bisakah kau membantuku?” Tanya Shinwoo, kemudian
duduk di samping Baro.
“Apa?”
Shinwoo menyodorkan kelapanya ke Baro. “Tolong bukakan ini.
Hari ini aku akan memasak opor ayam untuk kalian semua.”
Dengan senang hati, Baro mengambil kelapa yang dipegang oleh
Shinwoo, dan mulai menunjukkan gigi-giginya yang terlihat tajam dan mengkilat.
Langsung Baro menggigit cangkangnya, dan mengkupasnya. Berkali-kali
dia lakukan, hingga kelapanya benar-benar sudah terpisah dengan cangkangnya.
*ahli banget ye Baro :p*
Baro kembali memberikan kelapa itu ke hyungnya. “Ini.”
“Gomawo.” Dan Shinwoo pun ke luar dari kamar.
“Ne, cheonma.”
***
“Hyung, tidakkah kita terlalu cepat jika kita melakukan
permainan itu besok?” Tanya Sandeul ketika mereka berkumpul untuk rapat
paripurna (?).
“Iya, hyung.” Sambung Gongchan. “Kita kan belum tahu, apakah
mereka sudah punya kekasih atau tidak. Atau bahkan mereka sudah menikah? Kita
tidak mengetahuinya, kan?”
Sandeul mengangguk, tanda setuju.
“Hmmm… bagaimana ya?” Shinwoo bertanya pada dirinya sendiri.
“Baro, Jinyoung, menurutmu bagaimana?”
“Terserah saja. Tapi menurutku ucapan Sandeul dan Gongchan
ada benarnya juga.” Jinyoung berpendapat, sedang Baro masih saja bermain PSP.
Shinwoo berpikir sambil menggigit jari telunjuknya. “Ya
sudah, kita lakukan saja nanti. Untuk sekarang, kita cari tahu tentang mereka
dulu.”
“Oh, iya. Hampir saja aku lupa.” Ucap Baro yang omongannya
tidak nyambung dengan yang lainnya. Dia menaruh PSP-nya, dan pergi ke luar
rumah sambil berlari.
“Dia kenapa sih? Setiap hari selalu saja tiba-tiba pergi.”
Heran Sandeul.
***
Geng B1A4 sudah sepakat, untuk memata-matai Dara dan Park Bom
terlebih dahulu. Dan hari pertama yang bertugas adalah Jinyoung.
Jinyoung pergi ke universitas di mana tempatnya Dara dan Park
Bom berkuliah. Jinyoung bersembunyi di balik tembok.
Tiba saatnya Dara dan Park Bom pulang. Dengan sangat
hati-hati agar tidak ketahuan oleh dua yeoja itu, dia melihat Dara dan Park Bom
masuk ke dalam mobil mewah berwarna hitam.
Jinyoung mengangguk *gak tahu itu ngangguk-ngangguk kenapa*
kemudian mencatat plat nomor mobilnya.
***
Jinyoung memamerkan kertas yang bertuliskan plat nomor mobil
yang ditumpangi oleh Dara dan Park Bom pada Shinwoo.
“Benar kau yakin mereka menaiki mobil yang mempunyai plat
nomor seperti ini?” Tanya Shinwoo dengan nada bicara yang sangat serius.
Tatapannya juga sangat serius memandang Jinyoung.
“Tentu. Mereka keluar dari gerbang, dan langsung menaiki
mobil itu.”
Shinwoo mengangguk-angguk pelan. *yang ini juga author gak
tahu kenapa CNU tiba-tiba ngangguk-ngangguk*
“Besok siapa yang akan bertugas?” Tanya Jinyoung.
“Biar aku saja.” Jawab Shinwoo, kemudian tiba-tiba tertawa gaje.
“Hahahah.” Shinwoo pergi meninggalkan Jinyoung.
“Ada apa dengan dia?”
“Hahahah… hahahahah… hahahahah….” Shinwoo semakin
menjadi-jadi dan semakin keras mengeluarkan tawanya. *maaf, CNU rada-rada xD*
***
Seperti yang dilakukan kemarin oleh Jinyoung, Shinwoo
memata-matai Dara dan Park Bom. Dia melihat, Dara dan Park Bom keluar dari
gerbang universitasnya, dan memasuki sebuah mobil yang plat nomornya sama
dengan yang dituliskan Jinyoung kemarin.
“Wow, bagus sekali mobilnya. Pasti mereka orang kaya.” Batin
Shinwoo.
Shinwoo, yang sudah siap dengan sapu terbangnya, mulai
mengikuti ke mana arah perginya mobil yang ditumpangi oleh dua yeoja itu.
Tetapi ditengah perjalanan, Shinwoo kehilangan kendali. Dia tak bisa
meng-kontrol sapu terbangnya, karena sedang ada angin besar.
“TIDAAAAKKKKK!!!!”
Shinwoo terjatuh dari sapu terbangnya. Untung ada yang sedang
menjemur kasur di luar rumahnya (?), Shinwoo mendarat dengan sangat baik. Dia
terjatuh diatas kasur, dan tidak terluka sedikitpun.
“Untung aku tidak apa-apa.” Shinwoo menarik nafas dalam-dalam
dan membuangnya, lega. Tapi ada yang membuatnya khawatir. “Sapu terbangku
mana?”
Shinwoo melihat kearah langit, dan jatuhlah sapu terbang itu
ke tanah. Shinwoo berlari, mendekati sapu terbangnya, dan…
“Apa???” *kamera di zoom sampe keliatan mata CNU doang,
sambil ada efek petir dan dag dig dug suara jantung CNU*
***
Shinwoo pulang larut malam dengat sangat sedih. Dia memegang
sapu terbangnya yang patah terpotong menjadi dua bagian.
TOK! TOK! TOK! *ceritanya CNU mengetuk pintu*
Berkali-kali Shinwoo mengetuk pintu, dan akhirnya dibukalah
pintu oleh Baro, dan dia terlihat sangat kaget dengan apa yang dibawa oleh
Shinwoo.
“Hyung… ada apa dengan… sapu terbangmu?”
“Aku terjatuh ketika aku mencoba untuk mengikuti mobil yang
ditumpangi oleh Dara dan Park Bom. Dan aku kehilangan arah ke mana mereka
pergi.”
Baro merasa tidak tega melihat hyungnya memegang benda
kesayangannya yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
“Ikut aku.” Baro menarik tangan Shinwoo.
“Ke mana?” Tanya Shinwoo heran, kemudian menaruh sapu
terbangnya, dan dia dibawa pergi oleh Baro ke luar rumah.
***
Setelah berjalan cukup jauh, mungkin menghabiskan waktu
berjam-jam hingga hari semakin malam saja, sampailah mereka di tengah-tengah
hutan belantara.
“Mau apa kau ajak aku ke hutan seperti ini?” Shinwoo sangat
heran dengan Baro.
“Sudahlah, ikuti saja aku. Sebentar lagi sampai. Ada sesuatu
yang ingin aku tunjukkan padamu.”
“Memangnya apa?”
“Biar ku tutup matamu.” Kemudian Baro menutup mata Shinwoo
dengan kedua tangannya dan menuntun Shinwoo berjalan dengan perlahan. *so sweet
banget nih :’)*
“Sudah sampai.” Baro melepaskan tangannya dari mata Shinwoo.
Shinwoo kaget setengah hidup melihat sesuatu yang benar-benar
tak dapat dipercaya olehnya. Seekor hewan, hewan yang sangat besar, dan
memiliki sayap.
“Apa itu…”
“Tomcat .” Baro memotong ucapan Shinwoo. *kalian tau
tomcat kaya apa kan? Wkwkwk xD*
“Kenapa… sebesar… itu?”
“Aku menemukannya di hutan ini, dan aku merawatnya. Itulah
alasanku juga, kenapa aku suka tiba-tiba pergi.”
“Jadi kau... memelihara tomcat raksasa?”
“Tentu.”
Baro dan Shinwoo mencoba untuk mendekati tomcat itu beberapa
langkah. Terlihat, kalau si tomcat sedang tertidur pulas. Besar sekali, dua
kali lebih besar dari tubuh Shinwoo.
Shinwoo tak berhenti memandangnya karena belum sepenuhnya
percaya. “Kau beri makan dia apa?”
“Bunga melati dua kilo setiap hari.”
“Apa? Bunga melati? Kaya Suzanna aja.” (-__-‘’)
“Ssst… Suzanna sudah meninggal. Mungkin ini titisannya (?)”
“Titisannya seekor tomcat?”
“Daripada si Jupe? Mending tomcat aja deh :p”
Baro terlihat kesal ketika menyebutkan nama Jupe. Sebab, Jupe
sudah berusaha untuk menjadi titisannya Suzanna. Baro tak ingin ada seorangpun
yang menjadi titisan Suzanna. Baro ngefans berat dengan Suzanna, dan dia berpikir,
tidak akan ada Suzanna kedua :’) kecuali tomcat, baru boleh xD #plak *author di
tampar Suzanna*
“Kau bisa gunakan tomcat ini untuk kendaraanmu, hyung.” Baro
kembali berucap. “Ini terbang lebih cepat dari sapu terbangmu. Lagipula, sapu
terbangmu sudah rusak. Jadi tak bisa kau gunakan lagi. Lebih baik kau gunakan
ini untuk kendaraan kami.”
“Benarkah kau akan memberikannya padaku?”
“Kenapa tidak?”
“Oh, terimakasih. Kau memang baik.” Shinwoo memeluk erat
Baro, kemudian mencium pipi Baro, sama persis seperti yang dia lakukan ketika
mencium pipi Jinyoung dengan sangat nafsunya di ulang tahun Jinyoung yang ke 20
xD.
*To be continued… (Part IV)*
Title : Beautiful Target (Part IV)
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro,
Sandeul) & 2NE1 (Dara, Park Bom)
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note : Gak bosen, SESUATU YANG MUSTAHIL TERJADI DI
SINI. Maaf kalo ceritanya makin sini makin ngawur aja xD author bikin gak ada
maksud apa-apa, cuma mau seneng-senengan aja :D
CLICK LIKE, IF YOU LIKE, AND COMMENT PLEASE! NO COPAS!!
Tomcat itu terbangun, saat Shinwoo mencoba untuk menaikinya. Tapi
tomcat itu tidak bereaksi, seperti sudah menurut pada Shinwoo. Dibelakangnya,
naiklah Baro.
“Baiklah,” Ucap Shinwoo dengan senyum sumringahnya. “Sekarang
aku akan mencoba untuk menerbangkannya.”
Seperti sudah mengerti, tomcat itu melebarkan sayapnya, dan
mulai terbang, cukup tinggi dan yang terpenting lebih cepat dari sapu terbang
milik Shinwoo yang sudah rusak.
“Wow…” Takjub Shinwoo.
“Sudah ku bilang, kan? Tomcat ini lebih cepat.” Baro ikut
senang, karena ini adalah pertama kalinya Baro menaiki tomcatnya dan terbang
bersamanya.
***
Sesampai di rumah, tomcat itu di taruh di garasi yang kosong,
cukup luas untuk menjadi tempat tinggalnya. Awalnya garasi itu dijadikan
sebagai tempat menyimpan mobil milik Shinwoo. Namun Shinwoo merasa bosan dengan
kendaraan yang juga banyak dimiliki oleh orang lain, dan ingin kendaraan yang
beda dari yang lain. Jadi dia melemparkan mobilnya ke segita Bermuda (?),
kemudian digantikan dengan sapu terbangnya, dan sekarang digantikan lagi dengan
tomcat, TOMCAT RAKSASA.
***
KUNGKURUYUK!!! *suara ayam*
Jinyoung bangun dari tidurnya, pergi ke dapur untuk mengambil
minum, dan meneguknya sampai semua gelas dalam airnya habis.
Entah mendapatkan keinginan dari mana, Jinyoung tiba-tiba
ingin masuk ke dalam garasi. Sudah cukup lama dia tidak ke sana, setelah garasi
itu di kosongkan 4 bulan yang lalu.
“Astajim, apaan itu? O.o” Jinyoung terkaget-kaget melihat
binatang aneh dan besar, dan langsung berlari menuju kamarnya.
Terlihat Gongchan sedang bercermin sambil memandangi rambut
emasnya.
“Channie, lihat di gergaji, eh garasi maksudnya!”
“Gongchan menoleh, tidak merespon karena Jinyoung terlihat
aneh sekali, ditambah dia terlihat sangat panik. Gongchan kembali bercermin.
“Oh, ayolah Channie! Kau takkan percaya dengan semuanya!”
Jinyoung menarik tangan Gongchan, membawanya masuk ke dalam garasi.
Gongchan terpatung, meilhat makhluk aneh sedang tertidur di
dalam garasi.
“Hyung… apakah itu kembaranmu?” Gongchan mengucapkannya
dengan sangat serius, karena memang dia berkata jujur, menurutnya tomcat itu
benar-benar mirip Jinyoung. *Gongchan lagi katarak kali ye -__-*
PLETAK!
Gongchan dijitak Jinyoung.
***
“Jadi, kau…” Sandeul
menggangtungkan perkataannya.
“Iya.” Seperti sudah mengerti
kalimat Sandeul yang belum selesai, Baro menjawabnya.
“Sekarang tomcat itu akan menjadi kendaraan resmi kita.”
Shinwoo menjelaskan, kemudian melakukan ritual gunting pita. *tiba-tiba aja ada
pita didepannya, dan gunting ada di tangannya*
***
Untuk yang bertugas melakukan misi pencari tahuan hari ini
adalah Baro. Tidak seperti Jinyoung dan Shinwoo, Baro memberanikan diri untuk
masuk ke dalam universitas itu. Bukan untuk menemui Dara dan Park Bom,
melainkan Baro mengincar seorang yeoja yang sedang duduk di bangku taman,
mengobrol dengan mereka. Rencanya Baro akan bertanya tentang Dara dan Park Bom
ketika mereka berdua meninggalkan yeoja itu. Baro tak ingin langsung bertanya
pada Dara dan Park Bom. Takutnya dia malah membeku melihat kecantikan dan
keimutan mereka berdua, dan tidak jadi bertanya.
Baro mendekati yeoja itu sesaat setelah Park Bom dan Dara
pergi. Baro duduk disampingnya.
“Er… maaf.”
“Ada apa?” Tanyanya dengan nada dingin pada Baro.
“Bisakah kau memberitahukan padaku, siapa mereka berdua itu?
Yang baru saja mengobrol denganmu?”
“Untuk apa kau mengetahuinya?”
Ketus sekali yeoja itu, hingga Baro merasa kesal. Tapi Baro
mencoba untuk menahan amarahnya, dan tetap bersikap tenang.
“Aku hanya ingin tahu. Kira-kira di mana mereka tinggal?”
“Aku takkan memberitahukanmu. Sampai lebaran tomcat pun, aku
tidak akan memberitahukannya padamu.”
“Baiklah kalau begitu. Tatap gigi saya…” Baro mencoba
menghipnotis yeoja itu.
Dan yeoja itu pun menuruti apa kata Baro, hingga dia mulai
terkena omongan Baro.
“Saat anda merasa mengantuk, tutuplah mata anda. Dan jika
anda mendengarkan tepukan tangan, tidurlah.”
Baro menepuk tangan, dan tertidurlah yeoja itu sambil
menunduk. Tiba-tiba saja, entah dapat dari mana, Baro memegang microphone.
“Katakan apa yang ingin anda katakan. Jangan katakan bila
anda tidak ingin mengatakannya, dan berpikir kalau itu adalah aib. Mengerti?”
*ceritanya Baro ngedadak jadi si Uya xD*
Yeoja itu mengangguk.
“Baiklah, siapa namamu?”
“Kim In-Seok.” Jawabnya yang ternyata bernama Kim In-Seok.
*kaya nama di film Bunshinsaba, film horror korea -,-*
“Tolong beritahu aku, di mana tempat tinggal Dara dan Park
Bom, yang baru saja mengobrol denganmu?”
“Mereka tinggal di …” #TIIIIITTTTsensor *sebenernya bukan
sensor sih, cuma aja author gak tahu kira-kira mana tempat yang bagus untuk
tempat tinggal Park Bom dan Dara, jadi kepaksa di sensor aja xD*
“Berapa usia mereka?”
“Park Bom 27 tahun, dan Dara 28 tahun.”
Baro menganga, tak percaya ternyata usia mereka sangat
berbeda jauh, selisih 8 tahun. Tapi sungguh, di mata Baro dan yang lainnya,
termasuk author, Park Bom dan Dara lebih pantas baru berusia sekitar 23 tahun.
“Terimakasih. Buka mata anda setelah mendengar tepukan
tangan.”
***
“Hyung, aku sudah dapatkan alamat di mana Dara dan Park Bom
tinggal!” Teriak Baro dengan girangnya sambil mencari-cari Shinwoo di sekitar
rumahnya.
Ternyata Shinwoo sedang berada di garasi, sedang memberi
makan tomcatnya dengan bunga melati.
“Dari mana kau dapatkan bunga itu?” Tanya Baro.
“Dari Suzanna. Barusan arwahnya gentayangan, dan dia
memberikan bunga melati seratus kilo, katanya untuk makan sehari-hari Tommie.”
“Tommie?”
“Ya, tomcat kita ini. Aku memberinya nama Tommie. Oh, iya.
Kata Bunda Suzanna, memang bener, Tommie adalah titisannya.”
Baro menangis terharu mendengar pernyataan Shinwoo.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu :’)”
“Tadi kau tidak bohong, kan? Kau mendapatkan alamat rumah
mereka?”
“Tidak. Mereka tinggal bersama. Aku juga tahu berapa usia
mereka. Dara berusia 28 tahun, dan Park Bom berusia 27 tahun.”
Shinwoo tak percaya. “Apa katamu?”
“Aku juga tidak percaya, ternyata mereka sudah jauh lebih tua
daripada kita.”
“Lalu mereka sudah menikah?”
“Aku tidak tahu, aku tidak menanyakannya.”
“Mengapa tak kau tanyakan?”
“Aku lupa, heheh xD. Lagi pula aku tidak menanyakannya pada
mereka berdua secara langsung, aku bertanya pada temannya dengan cara
menghipnotisnya dengan gigiku.”
“Oh, begitu. Berguna juga ternyata gigimu. Di mana mereka
tinggal?”
“Mereka tinggal di ….” #TIIIIIITTTT *sensor lagi*
Gongchan dan Sandeul, mereka berdua tak mendapatkan tugas
apa-apa. Shinwoo lah yang menggantikan tugas mereka. Shinwoo sengaja,dia ingin
mencari tahu semuanya oleh dirinya sendiri.
“YAAAYYY! Kita tidak kebagian tugas.” Ucap Sandeul senang
setelah diberitahu oleh Shinwoo.
“Berpelukan…” Dan Gongchan-pun memeluk Sandeul. *Teletubies
kalee -___-*
***
Sekarang adalah minggu pagi. Saking semangatnya, walaupun
masih jam 6.30, Shinwoo sudah menaiki tomcatnya, dan membawanya terbang menuju
alamat yang diterimanya dari Baro, yang katanya itu adalah alamat rumah Dara
dan Park Bom.
“Tommie, bisakah kau mengantarku ke …” #TIIIIITTTT *lagi-lagi
harus di sensor xD*
Tomcat itu mengangguk, tanda dia tahu alamat yang disebutkan
oleh Shinwoo. *emang tomcat bisa ngangguk-ngangguk, ya?*
Hanya menghabiskan waktu sekitar 10 menit,mendaratlah Shinwoo
dan tomcatnya di depan gerbang sebuah rumah yang sangat besar dan mewah.
“Benarkah ini rumah mereka? Tapi kenapa besar sekali?”
Shinwoo kembali menaiki tomcatnya, dan membawanya terbang saat
melihat seseorang di halaman rumah mewah itu. Dari ketinggian, dengan kacamata
ajaibnya, Shinwoo dapat melihat, Dara dan Park Bom berjalan dengan seorang
namja, kemudian mereka bertiga masuk ke dalam mobil mewah. Namja itu masuk ke
tempat bagian supir, dan Dara dan Park Bom duduk dibelakang.
“Siapa namja itu? Pasti ayah mereka, aku harus berhati-hati.”
Batin Shinwoo.
*To
be continued… (Part V)*
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro,
Sandeul) & 2NE1 (Dara, Park Bom)
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note : Gak bosen, SESUATU YANG MUSTAHIL TERJADI DI
SINI. Maaf kalo ceritanya makin sini makin ngawur aja xD author bikin gak ada
maksud apa-apa, cuma mau seneng-senengan aja :D
CLICK LIKE, IF YOU LIKE, AND COMMENT PLEASE! NO COPAS!!
Tomcat itu terbangun, saat Shinwoo mencoba untuk menaikinya. Tapi
tomcat itu tidak bereaksi, seperti sudah menurut pada Shinwoo. Dibelakangnya,
naiklah Baro.
“Baiklah,” Ucap Shinwoo dengan senyum sumringahnya. “Sekarang
aku akan mencoba untuk menerbangkannya.”
Seperti sudah mengerti, tomcat itu melebarkan sayapnya, dan
mulai terbang, cukup tinggi dan yang terpenting lebih cepat dari sapu terbang
milik Shinwoo yang sudah rusak.
“Wow…” Takjub Shinwoo.
“Sudah ku bilang, kan? Tomcat ini lebih cepat.” Baro ikut
senang, karena ini adalah pertama kalinya Baro menaiki tomcatnya dan terbang
bersamanya.
***
Sesampai di rumah, tomcat itu di taruh di garasi yang kosong,
cukup luas untuk menjadi tempat tinggalnya. Awalnya garasi itu dijadikan
sebagai tempat menyimpan mobil milik Shinwoo. Namun Shinwoo merasa bosan dengan
kendaraan yang juga banyak dimiliki oleh orang lain, dan ingin kendaraan yang
beda dari yang lain. Jadi dia melemparkan mobilnya ke segita Bermuda (?),
kemudian digantikan dengan sapu terbangnya, dan sekarang digantikan lagi dengan
tomcat, TOMCAT RAKSASA.
***
KUNGKURUYUK!!! *suara ayam*
Jinyoung bangun dari tidurnya, pergi ke dapur untuk mengambil
minum, dan meneguknya sampai semua gelas dalam airnya habis.
Entah mendapatkan keinginan dari mana, Jinyoung tiba-tiba
ingin masuk ke dalam garasi. Sudah cukup lama dia tidak ke sana, setelah garasi
itu di kosongkan 4 bulan yang lalu.
“Astajim, apaan itu? O.o” Jinyoung terkaget-kaget melihat
binatang aneh dan besar, dan langsung berlari menuju kamarnya.
Terlihat Gongchan sedang bercermin sambil memandangi rambut
emasnya.
“Channie, lihat di gergaji, eh garasi maksudnya!”
“Gongchan menoleh, tidak merespon karena Jinyoung terlihat
aneh sekali, ditambah dia terlihat sangat panik. Gongchan kembali bercermin.
“Oh, ayolah Channie! Kau takkan percaya dengan semuanya!”
Jinyoung menarik tangan Gongchan, membawanya masuk ke dalam garasi.
Gongchan terpatung, meilhat makhluk aneh sedang tertidur di
dalam garasi.
“Hyung… apakah itu kembaranmu?” Gongchan mengucapkannya
dengan sangat serius, karena memang dia berkata jujur, menurutnya tomcat itu
benar-benar mirip Jinyoung. *Gongchan lagi katarak kali ye -__-*
PLETAK!
Gongchan dijitak Jinyoung.
***
“Jadi, kau…” Sandeul
menggangtungkan perkataannya.
“Iya.” Seperti sudah mengerti
kalimat Sandeul yang belum selesai, Baro menjawabnya.
“Sekarang tomcat itu akan menjadi kendaraan resmi kita.”
Shinwoo menjelaskan, kemudian melakukan ritual gunting pita. *tiba-tiba aja ada
pita didepannya, dan gunting ada di tangannya*
***
Untuk yang bertugas melakukan misi pencari tahuan hari ini
adalah Baro. Tidak seperti Jinyoung dan Shinwoo, Baro memberanikan diri untuk
masuk ke dalam universitas itu. Bukan untuk menemui Dara dan Park Bom,
melainkan Baro mengincar seorang yeoja yang sedang duduk di bangku taman,
mengobrol dengan mereka. Rencanya Baro akan bertanya tentang Dara dan Park Bom
ketika mereka berdua meninggalkan yeoja itu. Baro tak ingin langsung bertanya
pada Dara dan Park Bom. Takutnya dia malah membeku melihat kecantikan dan
keimutan mereka berdua, dan tidak jadi bertanya.
Baro mendekati yeoja itu sesaat setelah Park Bom dan Dara
pergi. Baro duduk disampingnya.
“Er… maaf.”
“Ada apa?” Tanyanya dengan nada dingin pada Baro.
“Bisakah kau memberitahukan padaku, siapa mereka berdua itu?
Yang baru saja mengobrol denganmu?”
“Untuk apa kau mengetahuinya?”
Ketus sekali yeoja itu, hingga Baro merasa kesal. Tapi Baro
mencoba untuk menahan amarahnya, dan tetap bersikap tenang.
“Aku hanya ingin tahu. Kira-kira di mana mereka tinggal?”
“Aku takkan memberitahukanmu. Sampai lebaran tomcat pun, aku
tidak akan memberitahukannya padamu.”
“Baiklah kalau begitu. Tatap gigi saya…” Baro mencoba
menghipnotis yeoja itu.
Dan yeoja itu pun menuruti apa kata Baro, hingga dia mulai
terkena omongan Baro.
“Saat anda merasa mengantuk, tutuplah mata anda. Dan jika
anda mendengarkan tepukan tangan, tidurlah.”
Baro menepuk tangan, dan tertidurlah yeoja itu sambil
menunduk. Tiba-tiba saja, entah dapat dari mana, Baro memegang microphone.
“Katakan apa yang ingin anda katakan. Jangan katakan bila
anda tidak ingin mengatakannya, dan berpikir kalau itu adalah aib. Mengerti?”
*ceritanya Baro ngedadak jadi si Uya xD*
Yeoja itu mengangguk.
“Baiklah, siapa namamu?”
“Kim In-Seok.” Jawabnya yang ternyata bernama Kim In-Seok.
*kaya nama di film Bunshinsaba, film horror korea -,-*
“Tolong beritahu aku, di mana tempat tinggal Dara dan Park
Bom, yang baru saja mengobrol denganmu?”
“Mereka tinggal di …” #TIIIIITTTTsensor *sebenernya bukan
sensor sih, cuma aja author gak tahu kira-kira mana tempat yang bagus untuk
tempat tinggal Park Bom dan Dara, jadi kepaksa di sensor aja xD*
“Berapa usia mereka?”
“Park Bom 27 tahun, dan Dara 28 tahun.”
Baro menganga, tak percaya ternyata usia mereka sangat
berbeda jauh, selisih 8 tahun. Tapi sungguh, di mata Baro dan yang lainnya,
termasuk author, Park Bom dan Dara lebih pantas baru berusia sekitar 23 tahun.
“Terimakasih. Buka mata anda setelah mendengar tepukan
tangan.”
***
“Hyung, aku sudah dapatkan alamat di mana Dara dan Park Bom
tinggal!” Teriak Baro dengan girangnya sambil mencari-cari Shinwoo di sekitar
rumahnya.
Ternyata Shinwoo sedang berada di garasi, sedang memberi
makan tomcatnya dengan bunga melati.
“Dari mana kau dapatkan bunga itu?” Tanya Baro.
“Dari Suzanna. Barusan arwahnya gentayangan, dan dia
memberikan bunga melati seratus kilo, katanya untuk makan sehari-hari Tommie.”
“Tommie?”
“Ya, tomcat kita ini. Aku memberinya nama Tommie. Oh, iya.
Kata Bunda Suzanna, memang bener, Tommie adalah titisannya.”
Baro menangis terharu mendengar pernyataan Shinwoo.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu :’)”
“Tadi kau tidak bohong, kan? Kau mendapatkan alamat rumah
mereka?”
“Tidak. Mereka tinggal bersama. Aku juga tahu berapa usia
mereka. Dara berusia 28 tahun, dan Park Bom berusia 27 tahun.”
Shinwoo tak percaya. “Apa katamu?”
“Aku juga tidak percaya, ternyata mereka sudah jauh lebih tua
daripada kita.”
“Lalu mereka sudah menikah?”
“Aku tidak tahu, aku tidak menanyakannya.”
“Mengapa tak kau tanyakan?”
“Aku lupa, heheh xD. Lagi pula aku tidak menanyakannya pada
mereka berdua secara langsung, aku bertanya pada temannya dengan cara
menghipnotisnya dengan gigiku.”
“Oh, begitu. Berguna juga ternyata gigimu. Di mana mereka
tinggal?”
“Mereka tinggal di ….” #TIIIIIITTTT *sensor lagi*
Gongchan dan Sandeul, mereka berdua tak mendapatkan tugas
apa-apa. Shinwoo lah yang menggantikan tugas mereka. Shinwoo sengaja,dia ingin
mencari tahu semuanya oleh dirinya sendiri.
“YAAAYYY! Kita tidak kebagian tugas.” Ucap Sandeul senang
setelah diberitahu oleh Shinwoo.
“Berpelukan…” Dan Gongchan-pun memeluk Sandeul. *Teletubies
kalee -___-*
***
Sekarang adalah minggu pagi. Saking semangatnya, walaupun
masih jam 6.30, Shinwoo sudah menaiki tomcatnya, dan membawanya terbang menuju
alamat yang diterimanya dari Baro, yang katanya itu adalah alamat rumah Dara
dan Park Bom.
“Tommie, bisakah kau mengantarku ke …” #TIIIIITTTT *lagi-lagi
harus di sensor xD*
Tomcat itu mengangguk, tanda dia tahu alamat yang disebutkan
oleh Shinwoo. *emang tomcat bisa ngangguk-ngangguk, ya?*
Hanya menghabiskan waktu sekitar 10 menit,mendaratlah Shinwoo
dan tomcatnya di depan gerbang sebuah rumah yang sangat besar dan mewah.
“Benarkah ini rumah mereka? Tapi kenapa besar sekali?”
Shinwoo kembali menaiki tomcatnya, dan membawanya terbang saat
melihat seseorang di halaman rumah mewah itu. Dari ketinggian, dengan kacamata
ajaibnya, Shinwoo dapat melihat, Dara dan Park Bom berjalan dengan seorang
namja, kemudian mereka bertiga masuk ke dalam mobil mewah. Namja itu masuk ke
tempat bagian supir, dan Dara dan Park Bom duduk dibelakang.
“Siapa namja itu? Pasti ayah mereka, aku harus berhati-hati.”
Batin Shinwoo.
*To
be continued… (Part V)*
Title : Beautiful Target (Part V-End)
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro,
Sandeul) & 2NE1 (Dara, Park Bom), dan unknown name (yang ini dirahasiakan).
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note : Yaaayy, akhirnya author bisa tamatin juga ini
ff :D. Sampai ujung part pun, SESUATU YANG MUSTAHIL TERJADI DI SINI. Ya udah,
gak perlu banyak omong…
CLICK LIKE, IF YOU LIKE, AND COMMENT PLEASE! NO COPAS!!
Sedikit mengingatkan part sebelumnya…
“Benarkah ini rumah mereka? Tapi kenapa besar sekali?”
Shinwoo kembali menaiki tomcatnya, dan membawanya terbang saat
melihat seseorang di halaman rumah mewah itu. Dari ketinggian, dengan kacamata
ajaibnya, Shinwoo dapat melihat, Dara dan Park Bom berjalan dengan seorang
namja, kemudian mereka bertiga masuk ke dalam mobil mewah. Namja itu masuk ke
tempat bagian supir, dan Dara dan Park Bom duduk dibelakang.
“Siapa namja itu? Pasti ayah mereka, aku harus berhati-hati.”
Batin Shinwoo.
***
*Cerita
di mulai…*
Shinwoo mencoba mengikuti ke mana perginya mobil itu,
ternyata ke sebuah pasar modern. Dara dan Park Bom turun dari mobil dan masuk
ke dalam pasar, sedangkan namja tadi tidak ikut turun. Shinwoo mendarat, dan
turun dari tomcatnya, kemudian ikut masuk ke dalam pasar, dan mengikuti ke mana
Dara dan Park Bom berjalan.
Shinwoo berada di belakang Dara dan Park Bom tidak begitu
jauh, hingga dia bisa mendengarkan apa yang sedang diobrolkan oleh kedua orang
yang diincarnya itu.
“Aku benar-benar mencintai suamiku. Tak menyesal, aku bisa
kenal dengannya.”
Ucapan Park Bom membuat jantung Shinwoo berdegup kencang.
“Apa? Suami?” Tanya Shinwoo dalam hatinya.
“Ish, bukan suamimu. Tapi suami kita.”
“Hahah, iya, kau benar.”
Semakin tak percaya saja, saat Dara mengucapkan kata kita.
Apa maksudnya? Mengapa harus menggunakan kata kita? Shinwoo mencoba
mendekat sedikit, supaya dia bisa mendengarkan lebih jelas lagi.
“Aku inginnya dia juga masuk ke sini, membantu memilih bahan
makanan apa yang ingin dia inginkan sekarang.” Ucap Dara.
“Tapi katanya dia ingin kami membuatkannya semur jengkol
(?).”
“Oh, ya sudah, kita cari jengkol segarnya.”
Memang benar, walaupun mereka sudah menikah dengan seseorang
yang terbilang kaya raya, namun mereka tidak berubah menjadi orang yang
sombong. Mereka selalu pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk
dimasaknya, tanpa bantuan pembantu. Dan suaminya, tidak melarang mereka. Malah
suami mereka senang dengan sifat Dara dan Park Bom yang masih saja rendah hati.
Dan mereka masih mau berkuliah untuk mengejar cita-citanya. *istri yang sangat
baik :’)*
Merasa diikuti, Park Bom menoleh kebelakang, dan dia bisa
melihat, Shinwoo sedang berdiri menghadap mereka dengan tatapan terkejut.
“Kau… bukannya kau yang menolongku beberapa waktu yang lalu
bersama teman-temanmu?”
***
Park Bom mengajak Shinwoo untuk berbicara. Tubuh Shinwoo
melemas setelah mendengar pengakuan dari Park Bom.
“Aku tahu, kau tertarik pada kami berdua. Namun, kau tahu,
kami sudah berumah tangga.”
“Maaf telah mengganggu kalian.” Pasrah Shinwoo, kemudian
berjalan meninggalkan Park Bom dan Dara.
“Hey, tunggu! Tak maukah sebentar saja kau bertemu dengan
suami kami?”
“Tidak, terimakasih.”
Shinwoo tetap berjalan, namun sesuatu yang aneh terjadi,
membuat bingung Shinwoo. Seseorang yang sudah dia kenal, bernama Shin Eun
Young, berjalan mendekati Dara dan Park Bom dengan senyum tak hilang-hilang
dari bibirnya.
“Shinwoo, ke sini!” Teriak Dara.
Karena penasaran, Shinwoo mengurungkan niatnya untuk pulang,
dan kembali berjalan menuju tempat Dara dan Park Bom, serta Shin Eun Young berdiri.
“Ini suami kami berdua. Shin Eun Young.” Dara memperkenalkan,
padahal Shinwoo sudah mengetahui nama itu.
Ya, Shin Eun Young, sang author fanfiction ini, yang mengatur
bagaimana ceritanya berjalan. *Shin Eun Young nama korea author. ternyata
author sendiri suaminya Dara dan Park Bom, wkwkwk xD #rakusbgt*
“Author… benarkah… kau suami dari Park Bom dan Dara?” Tanya
Shinwoo terkejut.
“Ya. Tentu. Kau tidak percaya, kan? Hahah :D” Jawab author
dengan bangganya xD.
“Jadi kau…”
“Sudahlah, tidak usah kaget. Park Bom sama Dara cuma cinta
author :p”
“Kau benar, thor. Mereka memang hanya untukmu. Mereka sangat
cocok sekali denganmu. Ku harap kau bahagiakan mereka, sampai akhir khayatnya.
Aku sudah mengikhlaskan kalian untuk tetap bersama :’)”
“Baiklah, Shinwoo. Aku akan menuruti pintamu. Aku benar-benar
mencintai mereka, tak mungkin aku mengecewakan mereka :’)”
Author dan Shinwoo-pun berpelukan.
***
“Mwo? Dara dan Park Bom sudah menikah, dan suami mereka
adalah Shin Eun Young?” Jinyoung juga tak percaya ketika Shinwoo mengumpulkan
geng B1A4-nya dan menjelaskan semuanya.
Shinwoo mengangguk.
“Apakah Shin Eun Young itu author fanfiction ini?” Tanya
Gongchan.
“Bukan. Dia pengarang fanfiction ini :p” Baro menjawab dengan
jengkelnya.
“Sama aja, gigi maut -,-.”
“Ya sudahlah, sekarang semuanya sudah jelas. Mereka berdua
sudah menikah.” Ucap Sandeul, kemudian kembali berbicara. “Tak ada alasan lagi
untuk kita mendekati Dara dan Bom noona.”
“Kau benar. Itu artinya, kita batalkan permainan Beautiful
Target kita :D” Shinwoo menanggapi ucapan Sandeul.
“Sudah, sudah. Mendingan sekarang kita nonton sinetron
unggulan Indosiar, Tutur Tinular Versi 2011 saja. Sudah mulai tuh.” Ucap
Gongchan, dan semuanya mulai serius menatap layar tv.
***END***
Gimana,
gimana? Kalian merestui hubungan author dengan Park Bom dan Dara? Wkwkwk xD
maaf endingnya aneh dan gaje sekali, seperti yang author bilang, SESUATU YANG
MUSTAHIL TERJADI DI SINI. Author-pun akhirnya bisa nikah dengan Bommie dan
Dara, walaupun cuma dalam fanfiction xD. Maaf juga, kalo endingnya gak menarik.
Habis author pusing mau diakhirin kaya gimana, gini deh jadinya.
Peace
buat BLACKJACKdeul dan BANAdeul, ini
cuma fiktif doang, gak ada maksud apa-apa author bikin fanfiction ini selain buat
seneng-senengan, apalagi menghina member-member B1A4 dan 2NE1 lewat
penggambaran karakternya masing-masing, gak ada maksud menghina dan
menjelek-jelekkan kok ^^
Coment
please, makasih juga buat yang udah ngikutin fanfict ini dari awal akhir, jika banyak
kekurangan author minta maaf, soalnya ini fanfict pertama yang author bikin :D
Author : Ega Agustian
Cast : B1A4 (Jinyoung, Shinwoo/CNU, Gongchan, Baro,
Sandeul) & 2NE1 (Dara, Park Bom), dan unknown name (yang ini dirahasiakan).
Genre : Moga aja diliat comedy sama pembacanya
Note : Yaaayy, akhirnya author bisa tamatin juga ini
ff :D. Sampai ujung part pun, SESUATU YANG MUSTAHIL TERJADI DI SINI. Ya udah,
gak perlu banyak omong…
CLICK LIKE, IF YOU LIKE, AND COMMENT PLEASE! NO COPAS!!
Sedikit mengingatkan part sebelumnya…
“Benarkah ini rumah mereka? Tapi kenapa besar sekali?”
Shinwoo kembali menaiki tomcatnya, dan membawanya terbang saat
melihat seseorang di halaman rumah mewah itu. Dari ketinggian, dengan kacamata
ajaibnya, Shinwoo dapat melihat, Dara dan Park Bom berjalan dengan seorang
namja, kemudian mereka bertiga masuk ke dalam mobil mewah. Namja itu masuk ke
tempat bagian supir, dan Dara dan Park Bom duduk dibelakang.
“Siapa namja itu? Pasti ayah mereka, aku harus berhati-hati.”
Batin Shinwoo.
***
*Cerita
di mulai…*
Shinwoo mencoba mengikuti ke mana perginya mobil itu,
ternyata ke sebuah pasar modern. Dara dan Park Bom turun dari mobil dan masuk
ke dalam pasar, sedangkan namja tadi tidak ikut turun. Shinwoo mendarat, dan
turun dari tomcatnya, kemudian ikut masuk ke dalam pasar, dan mengikuti ke mana
Dara dan Park Bom berjalan.
Shinwoo berada di belakang Dara dan Park Bom tidak begitu
jauh, hingga dia bisa mendengarkan apa yang sedang diobrolkan oleh kedua orang
yang diincarnya itu.
“Aku benar-benar mencintai suamiku. Tak menyesal, aku bisa
kenal dengannya.”
Ucapan Park Bom membuat jantung Shinwoo berdegup kencang.
“Apa? Suami?” Tanya Shinwoo dalam hatinya.
“Ish, bukan suamimu. Tapi suami kita.”
“Hahah, iya, kau benar.”
Semakin tak percaya saja, saat Dara mengucapkan kata kita.
Apa maksudnya? Mengapa harus menggunakan kata kita? Shinwoo mencoba
mendekat sedikit, supaya dia bisa mendengarkan lebih jelas lagi.
“Aku inginnya dia juga masuk ke sini, membantu memilih bahan
makanan apa yang ingin dia inginkan sekarang.” Ucap Dara.
“Tapi katanya dia ingin kami membuatkannya semur jengkol
(?).”
“Oh, ya sudah, kita cari jengkol segarnya.”
Memang benar, walaupun mereka sudah menikah dengan seseorang
yang terbilang kaya raya, namun mereka tidak berubah menjadi orang yang
sombong. Mereka selalu pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk
dimasaknya, tanpa bantuan pembantu. Dan suaminya, tidak melarang mereka. Malah
suami mereka senang dengan sifat Dara dan Park Bom yang masih saja rendah hati.
Dan mereka masih mau berkuliah untuk mengejar cita-citanya. *istri yang sangat
baik :’)*
Merasa diikuti, Park Bom menoleh kebelakang, dan dia bisa
melihat, Shinwoo sedang berdiri menghadap mereka dengan tatapan terkejut.
“Kau… bukannya kau yang menolongku beberapa waktu yang lalu
bersama teman-temanmu?”
***
Park Bom mengajak Shinwoo untuk berbicara. Tubuh Shinwoo
melemas setelah mendengar pengakuan dari Park Bom.
“Aku tahu, kau tertarik pada kami berdua. Namun, kau tahu,
kami sudah berumah tangga.”
“Maaf telah mengganggu kalian.” Pasrah Shinwoo, kemudian
berjalan meninggalkan Park Bom dan Dara.
“Hey, tunggu! Tak maukah sebentar saja kau bertemu dengan
suami kami?”
“Tidak, terimakasih.”
Shinwoo tetap berjalan, namun sesuatu yang aneh terjadi,
membuat bingung Shinwoo. Seseorang yang sudah dia kenal, bernama Shin Eun
Young, berjalan mendekati Dara dan Park Bom dengan senyum tak hilang-hilang
dari bibirnya.
“Shinwoo, ke sini!” Teriak Dara.
Karena penasaran, Shinwoo mengurungkan niatnya untuk pulang,
dan kembali berjalan menuju tempat Dara dan Park Bom, serta Shin Eun Young berdiri.
“Ini suami kami berdua. Shin Eun Young.” Dara memperkenalkan,
padahal Shinwoo sudah mengetahui nama itu.
Ya, Shin Eun Young, sang author fanfiction ini, yang mengatur
bagaimana ceritanya berjalan. *Shin Eun Young nama korea author. ternyata
author sendiri suaminya Dara dan Park Bom, wkwkwk xD #rakusbgt*
“Author… benarkah… kau suami dari Park Bom dan Dara?” Tanya
Shinwoo terkejut.
“Ya. Tentu. Kau tidak percaya, kan? Hahah :D” Jawab author
dengan bangganya xD.
“Jadi kau…”
“Sudahlah, tidak usah kaget. Park Bom sama Dara cuma cinta
author :p”
“Kau benar, thor. Mereka memang hanya untukmu. Mereka sangat
cocok sekali denganmu. Ku harap kau bahagiakan mereka, sampai akhir khayatnya.
Aku sudah mengikhlaskan kalian untuk tetap bersama :’)”
“Baiklah, Shinwoo. Aku akan menuruti pintamu. Aku benar-benar
mencintai mereka, tak mungkin aku mengecewakan mereka :’)”
Author dan Shinwoo-pun berpelukan.
***
“Mwo? Dara dan Park Bom sudah menikah, dan suami mereka
adalah Shin Eun Young?” Jinyoung juga tak percaya ketika Shinwoo mengumpulkan
geng B1A4-nya dan menjelaskan semuanya.
Shinwoo mengangguk.
“Apakah Shin Eun Young itu author fanfiction ini?” Tanya
Gongchan.
“Bukan. Dia pengarang fanfiction ini :p” Baro menjawab dengan
jengkelnya.
“Sama aja, gigi maut -,-.”
“Ya sudahlah, sekarang semuanya sudah jelas. Mereka berdua
sudah menikah.” Ucap Sandeul, kemudian kembali berbicara. “Tak ada alasan lagi
untuk kita mendekati Dara dan Bom noona.”
“Kau benar. Itu artinya, kita batalkan permainan Beautiful
Target kita :D” Shinwoo menanggapi ucapan Sandeul.
“Sudah, sudah. Mendingan sekarang kita nonton sinetron
unggulan Indosiar, Tutur Tinular Versi 2011 saja. Sudah mulai tuh.” Ucap
Gongchan, dan semuanya mulai serius menatap layar tv.
***END***
Gimana,
gimana? Kalian merestui hubungan author dengan Park Bom dan Dara? Wkwkwk xD
maaf endingnya aneh dan gaje sekali, seperti yang author bilang, SESUATU YANG
MUSTAHIL TERJADI DI SINI. Author-pun akhirnya bisa nikah dengan Bommie dan
Dara, walaupun cuma dalam fanfiction xD. Maaf juga, kalo endingnya gak menarik.
Habis author pusing mau diakhirin kaya gimana, gini deh jadinya.
Peace
buat BLACKJACKdeul dan BANAdeul, ini
cuma fiktif doang, gak ada maksud apa-apa author bikin fanfiction ini selain buat
seneng-senengan, apalagi menghina member-member B1A4 dan 2NE1 lewat
penggambaran karakternya masing-masing, gak ada maksud menghina dan
menjelek-jelekkan kok ^^
Coment
please, makasih juga buat yang udah ngikutin fanfict ini dari awal akhir, jika banyak
kekurangan author minta maaf, soalnya ini fanfict pertama yang author bikin :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar